Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah self care bukan lagi sekadar jargon gaya hidup. Di Indonesia, terutama sepanjang 2025, tren ini berkembang pesat dan dipopulerkan terutama oleh Generasi Z. Mereka melihat self-care bukan hanya tentang spa atau skincare, tapi juga keseimbangan mental, kesehatan fisik, hingga manajemen keuangan.
Tren self-care Indonesia 2025 menarik untuk ditelusuri karena mencerminkan perubahan sosial yang lebih luas. Artikel ini akan mengupas bagaimana generasi muda mengubah pola merawat diri, apa saja aspek yang masuk ke dalam tren ini, serta bagaimana dampaknya terhadap industri dan budaya masyarakat.
Perubahan Makna Self-Care di Era Modern
Dulu, self-care diidentikkan dengan aktivitas fisik seperti perawatan tubuh, pergi ke salon, atau berolahraga ringan. Kini, maknanya jauh lebih luas.
Generasi Z melihat self-care sebagai kebutuhan holistik. Mereka percaya kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Oleh karena itu, meditasi, journaling, hingga detoks digital masuk ke dalam rutinitas harian.
Perubahan makna ini juga dipengaruhi media sosial. Banyak konten kreator berbagi tips self-care sederhana, mulai dari resep makanan sehat hingga cara mengatur jadwal tidur. Dengan akses informasi yang luas, praktik self-care jadi lebih mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor yang Mendorong Tren Self-Care Indonesia 2025
Ada beberapa faktor besar yang membuat tren self-care begitu populer di kalangan masyarakat, khususnya Generasi Z.
Pertama, dampak pandemi. Pengalaman hidup di masa pandemi membuat banyak orang sadar pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental. Kebiasaan itu terbawa hingga sekarang.
Kedua, tekanan sosial dan pekerjaan. Generasi muda menghadapi kompetisi ketat di dunia kerja. Mereka perlu menemukan cara agar tidak burnout, dan self-care jadi solusi praktis.
Ketiga, influencer dan media digital. Tokoh publik di Instagram, TikTok, dan YouTube banyak mengedukasi soal self-care. Konten ini cepat viral dan mendorong orang untuk ikut mencoba.
Keempat, industri wellness yang berkembang. Mulai dari brand skincare lokal, aplikasi meditasi, hingga startup fitness online, semua berlomba menawarkan solusi self-care.
Praktik Self-Care yang Paling Populer
Di Indonesia tahun 2025, beberapa bentuk self-care jadi tren utama:
-
Perawatan kulit dan tubuh. Skincare masih jadi andalan, tapi fokusnya kini bukan hanya estetika melainkan juga kesehatan kulit jangka panjang.
-
Olahraga ringan. Yoga, pilates, dan jogging di ruang terbuka jadi favorit karena bisa dilakukan fleksibel tanpa biaya mahal.
-
Self-care mental. Meditasi, journaling, dan terapi online semakin digemari. Banyak aplikasi lokal menyediakan layanan konseling dengan harga terjangkau.
-
Detoks digital. Banyak anak muda membatasi waktu main gadget untuk menjaga fokus dan produktivitas.
-
Pengelolaan keuangan. Self-care tidak hanya fisik dan mental, tapi juga finansial. Aplikasi pencatat keuangan dipakai untuk mengurangi stres soal uang.
Pengaruh Generasi Z
Generasi Z punya peran penting dalam membentuk tren self-care Indonesia 2025. Mereka dikenal kritis, melek teknologi, dan lebih terbuka soal isu kesehatan mental dibanding generasi sebelumnya.
Di media sosial, mereka berani membagikan pengalaman pribadi terkait kecemasan, depresi, atau burnout. Keberanian ini membuat topik kesehatan mental tidak lagi tabu. Selain itu, mereka cenderung mencari solusi praktis yang bisa dilakukan mandiri, bukan hanya bergantung pada fasilitas mahal.
Generasi Z juga menuntut brand untuk lebih peduli. Mereka suka produk ramah lingkungan, transparan soal bahan, dan tidak melakukan greenwashing. Hal ini mendorong industri wellness dan kecantikan berbenah diri agar lebih autentik.
Dampak Ekonomi dan Industri
Tren self-care Indonesia 2025 membuka peluang bisnis besar. Industri kecantikan tumbuh pesat dengan produk skincare lokal yang makin kompetitif. Startup aplikasi kesehatan mental juga bermunculan, menawarkan layanan konseling murah.
Selain itu, sektor pariwisata ikut terdampak. Banyak destinasi wisata mulai memasarkan konsep wellness tourism, seperti yoga retreat di Bali atau meditasi di Ubud. Industri fitness pun berkembang, dengan banyak gym kecil bermunculan dan kelas olahraga online makin populer.
Menurut laporan beberapa analis pasar, belanja masyarakat Indonesia untuk produk dan layanan self-care meningkat hampir 20% dibanding tahun sebelumnya. Ini menandakan tren ini bukan sekadar gaya hidup musiman, melainkan kebutuhan jangka panjang.
Tantangan dan Kritik
Meski populer, tren self-care juga tidak lepas dari kritik. Ada yang menilai praktik ini terlalu dikomersialisasi. Banyak brand menjual produk mahal dengan embel-embel self-care, padahal belum tentu memberi manfaat nyata.
Selain itu, self-care kadang dianggap individualistis. Fokus terlalu besar pada diri sendiri bisa membuat orang lupa pentingnya hubungan sosial. Padahal, dukungan komunitas juga bagian penting dari kesehatan mental.
Ada juga tantangan terkait aksesibilitas. Tidak semua orang mampu membeli produk atau layanan self-care modern. Oleh karena itu, edukasi tentang self-care murah dan sederhana perlu lebih digalakkan.
Kesimpulan
Tren self-care Indonesia 2025 menunjukkan perubahan besar dalam cara masyarakat merawat diri. Generasi Z jadi penggerak utama, membawa perspektif baru yang lebih inklusif, kritis, dan digital-savvy.
Meski ada tantangan soal komersialisasi dan akses, praktik self-care tetap penting sebagai upaya menjaga keseimbangan hidup di tengah tekanan modern.
Rekomendasi
Bagi individu, lakukan self-care dengan sederhana dan konsisten, tidak harus mahal. Untuk pemerintah dan industri, perlu ada edukasi yang lebih luas agar masyarakat tidak terjebak pada konsumsi produk tanpa esensi.
Dengan demikian, self-care bisa benar-benar jadi gaya hidup sehat dan berkelanjutan di Indonesia.